Tomohon,Cahayamanadonews.com~Debat publik ketiga Calon Walikota dan Wakil Walikota Tomohon yang digelar oleh KPU kota Tomohon Rabu (13/11/2024), di Grand Kawanua Novotel, Manado, mengungkapkan sejumlah fakta ke publik.
Hal tersebut terungkap, saat Paslon no 2 Wenny Lumentut dan Michael Mait diberi kesempatan memberikan pertanyaan kepada Paslon no tiga, dalam hal ini caroll senduk selaku Walikota, terkait tidak dibayarkan tunjangan jabatan fungsional tertentu (JFT) dari ratusan PNS sejak tahun 2021.
“Yang saya tanyakan adalah tunjangan jabatan fungsional tertentu di 30 SKPD sejak tahun 2021, tidak dibayar. Hanya dibayar 2 SKPD yaitu Keuangan dan BKPSDM, yang lain dianaktirikan, sedangkan pak Walikota sudah mau habis masa jabatan, jangan meninggalkan catatan yang tidak baik,” kata Calon Walikota Wenny Lumentut.
Pertanyaan tersebut tidak langsung direspon oleh Caroll Senduk.selang beberapa saat barulah dijawab bahwa itu sudah sesuai dengan mekanisme yang ada.
“Pemerintah kota Tomohon, telah mendapatkan WTP 11 kali berturut-turut, jadi pengelolaan tata keuangan ini sudah diakui, soal hal itu sudah diakui oleh BPK,” jawab Caroll Senduk beralasan.
Hal menarik lainnya yang terungkap dalam debat yaitu tidak adanya ketersediaan pupuk bersubsidi bagi petani, saat Caroll Senduk menjabat Walikota, termasuk pemberian beasiswa yang diberikan secara tidak adil, dimana juara 2 tidak diberikan melainkan juara 4 yang diberikan.
Ditanya oleh Paslon no urut 1, terkait pupuk bersubsidi, caroll hanya menjawab, nantinya kan ada pupuk gratis, jadi petani tidak usah ragu dan bimbang sekarang sudah ada pupuk bersubsidi di pasaran, ujarnya seakan berkelit.
Seperti diketahui, petani di Tomohon dengan tidak tersedianya pupuk bersubsidi dari pemerintah akibat tidak beresnya e-rdkk, telah melewatkan dua musim tanam dari tiga musim tanam dalam setahun, yang sangat berpengaruh bagi penghasilan petani.
Pantauan media, petani untuk tetap menjaga hasil panen, terpaksa dalam dua musim tanam, rela membeli pupuk non subsidi yang harganya berkali kali lipat dari harga pupuk bersubsidi.**(red)