Tomohon|||CMN- Pihak keluarga yakni Orang Tua beserta suami dari Almarhumah Agitha Wajong (27) warga Kalurahan Matani Tiga, Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut), menuntut pertanggungjawaban terkait penanganan terhadap Agitha yang meninggal dunia 5 Oktober lalu setelah mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum (RSU) Bethesda.
Keluarga almarhumah Agitha, menyebut saat perawatan di RS Bethesda mengalami dugaan Malpraktik. Keluarga almarhumah Agitha pun bakal Polisikan pihak RSU Bethesda Tomohon. Hal ini dikatakan pihak keluarga saat melakukan conferensi pers di caffe D'Ce, Senin (8/11).
Menanggapi hal tersebut, pihak RS Umum Bethesda Tomohon melalui Direktur dr. Ramon Amiman yang didampingi oleh Wakil Direktur Penunjang Medis dr. Maryo Moningka Sp.Rad dan Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan dr Ellaine Wenur M.Kes, saat menjumpai puluhan wartawan di ruang rapat RS Bethesda Tomohon, Selasa (9/11).
Ramon menegaskan silahkan mempersilahkan keluarga, Almarhumah Agitha Wajong untuk menempuh jalur hukum jika merasa dirugikan terkait penanganan medis di RSU Bethesda Tomohon.
“Kami persilahkan pihak keluarga almarhumah Agitha untuk menempuh jalur hukum, jika merasa dirugikan. Namun saya pertegas bahwa tidak ada yang salah dengan tindakan medis dilakukan oleh RSU Bethesda Tomohon,” tegas Ramon.
Menurutnya, apa yang sudah diungkapkan pihak keluarga kepada awak media terkait dugaan Malpraktik di RS Bethesda itu tidak benar.
“Kalau ada yang menduga telah terjadi malpraktek di RS GMIM Bethesda, itu sah-sah saja dan merupakan hak mereka. Tapi, itu perlu dibuktikan," ujar Ramon.
Perlu diketahui, Agitha sendiri memang meninggal dunia setelah menjalani perawatan di RS Prof Kandouw. Namun keluarga Agitha menduga telah terjadi kesalahan perlakuan saat Agitha masih dirawat di RSU GMIM Bethesda. (MiRa)
